Friday, August 24, 2012

Keutamaan Shalat Dhuha

Beberapa hadits mengenai keutamaan shalat dhuha:
"Setiap salah seorang di antara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah; setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan la ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua raka’at dhuha." (HR Muslim, hadits no. 720)
Dalam sebuah hadits lain, disebutkan tentang keutamaan Shalat Dhuha terkait dengan janji Allah swt mencukupkan kebutuhan manusia pada hari itu. Dari Abu Darda’ RA., ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkata: Allah ta`ala berkata:
“Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya." (Shahih al-Jami: 4339)
"Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi)
Sedangkan dalam sebuah hadits yang lain Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk berdzikir akan Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna."(Shahihal-Jami`: 6346)
Shalat Dhuha ini adalah salah satu dari tiga wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah RA. Abu Hurairah berkata:
"Kekasihku (maksudnya, Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga hal, dan aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku mati; berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat Dhuha dan melakukan shalat witir sebelum tidur." (Hadits muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [1107, 1845], Muslim [1182])
disadur dari Mozaik edisi 1 th 2011

Thursday, September 1, 2011

hambaMu yang selalu bersyukur..

ditulis oleh: teddy_baykard



Yang Mulia Guru (Dr. H. SS. Abdul Khalik Fajduani, SH) berpesan bahwa yang dimaksud dengan "bersyukur" itu adalah:

tidak mengeluh, tidak menyalahkan diri sendiri/orang lain, dan tidak menyalahkan keadaan..

Selalu memperbaiki akhlaq, serta memanfaatkan semua yang dianugerahkan Allah swt demi kebaikan sesama, semata-mata hanya karena mengharap ridha-Nya.

"Ya Robb, masukkanlah kami kedalam golongan hamba-hambaMu yang selalu bersyukur.."

Taqobbalallahu minna wa minkum.

Selamat Idul Fitri 1432 H

Mohon maaf lahir dan batin.

Wednesday, November 3, 2010

IMTAQ saja tidak cukup agar menjadi orang yang beruntung(menang)


Dalam Al-Qur’anul karim Allah swt memberikan perintah:

Yaa ayyuhal ladziia aamanut taqullaaha wabtaghuu ilaihil washiilata wajaahiduu fii sabiiliihii la’allakum tuflihuun (QS Al-Maidah:35)

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu beruntung.

Sejak pertama kali membaca/mengetahui terjemahan ayat tersebut, hati ini menjadi gusar.. karena selama ini yang menjadi topik pembicaraan (para ulama, para ustadz, dsb) saat memberikan ceramah (jum’atan, kultum ramadhan, pengajian, dsb) sebagian besar hanya membahas “Iman dan Taqwa” saja. Padahal sangat jelas pada ayat tersebut Allah swt memerintahkan kita untuk melaksanakan semuanya secara menyeluruh, sehingga dapat kita pahami bahwa Iman dan Taqwa (IMTAQ) saja tidak cukup agar kita beruntung (menang).
Kata “beruntung (menang)” pada Al-Maidah:35 diatas, membuat saya semakin penasaran.. siapakah orang-orang yang beruntung tersebut? Pada lima ayat pertama Al-Baqarah dijelaskan:

Golongan Mu’min
1. Alif laam miim.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Keterangan:
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.

[14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu “yang maujud” yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.

[15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.

[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.

[17] Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul.

[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.

[19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.


Dalam QS Ali-Imran:200, dijelaskan:
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Dari ayat-ayat diatas dapat kita pahami bahwa sebagian ciri-ciri seorang muslim yang termasuk Golongan Mu’min adalah:
  • Bertaqwa kepada Allah swt
  • Beriman sesuai rukun iman (iman kepada yang ghaib, Kehidupan Akhirat, Al-Quran dan kitab-kitab sebelumnya, dst)
  • Mendirikan shalat
  • Menafkahkan sebagian rizki sesuai syari’at islam
Dapat kita pahami bahwa IMTAQ merupakan pondasi pembentuk agar seseorang menjadi Mu’min. Maka untuk menjadi orang-orang yang beruntung (menang), kita harus menjadi Mu’min yang berusaha mencari wasilah Allah swt kemudian berjihad di jalan-Nya (dengan ilmu, harta, tenaga, dan bahkan jiwa), dan senantiasa bersabar dan menguatkan kesabaran kita. Sedangkan jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu kita sendiri.

Kebenaran adalah dari Allah swt semata. Semoga Taufiq dan hidayah Allah swt selalu beserta kita sekalian.

A M I N

Wassalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barokaatuh.
Allaahhumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad!
Allaahhumma shalli ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammad!
Allaahhumma shalli ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyiina wa habiibina wa syafii’inaa wa dzukhrinaa wa maulaanaa Muhammad!


Artikel lengkap dapat di download di sini


Referensi:
Prof. Dr. H. S.S. Kadirun Yahya, M.Sc.(1983). Filsafat tentang: Ke-akbar-an & kedahsyatan kalimah Allah. Universitas Panca Budi Medan.

Friday, September 18, 2009

Suluk Memakmurkan Hati, Bukan Menyiksa Diri

Suluk Memakmurkan Hati, Bukan Menyiksa Diri

Prof. Drs. K.H. Djamaan Nur
(Pembina Tasawuf & Tarekat Surau Mambaul Amin - Bengkulu)
www.baitulamin.org


Pengamal suluk setiap akan beribadah, dia harus membaca istighfar minimal 5X, al-fatihah 1X dan al-Ikhlas 3X dengan memohon safaat Allah SWT dan baginda rasulullah. Mereka juga selalu berikrar untuk beribadah. Illahianta maqsudi waridloka matlubi. Artinya, ya allah tuhanku, engkaulah yang kutuju dalam ibadah ini. Dan keridhaan-Mulah yang kucari. Ikrar ini mengacu pada QS al-An’am ayat ke-162.

Para sufi, berjuang keras untuk menggapai ikrar tersebut. Sesuai QS al-Ankabut ayat ke-69. Artinya, “…dan orang-orang yang berjihad mencari, menggapai keridhaan-Nya, sungguh akan kami tunjukkan kepada mereka jalan kami. Bahwa sesungguhnya allah benar-benar beserta orang yang berbuat baik.”

Suluk adalah ikhtiar, usaha menempuh jalan menuju Allah SWT. Semata-mata untuk mencari keridhaan-Nya. Hakikat suluk adalah usaha, ikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk membersihkan diri dan rohani dengan bertobat. Membersihkan diri dari sifat buruk dan mengisinya dengan sifat baik. Setiap orang yang suluk, meyakini benar bahwa dirinya akan bersih dan tobatnya bakal diterima allah.

Syeh Amin Kurdi mengatakan, tidak mungkin seorang itu sampai kepada makrifatullah dan hatinya bersih lagi bercahaya sehingga dapat musyahadah kepada allah kecuali dengan jalan suluk atau berkhalwat. Dalam buku Tanwirul Qulub karya Amin Kurdi (sufi terkenal), suluk juga dinamakan berkhalwat. Yaitu seseorang yang berada di tempat sunyi/sepi yang disediakan untuk memenuhi syarat. Sehingga dapat beribadah dengan khusus dan sempurna. Suluk juga dinamakan iktikaf. Baik di mesjid atau surau sebagaimana yang dicontohkan baginda rasulullah dan salafus saleh. Masa suluk boleh dilaksanakan 10 hari, 20 hari atau 40 hari.

Orang yang bersuluk, berkhalwat atau beriktikaf mempunyai dasar hukum dalil naqli al-Quran, hadis dan sunnah rasul. Diantaranya, untuk bertobat adalah QS al-Baqarah ayat ke-222. Orang suluk, intensif beramal. QS al-Kahfi ayat ke-110.

Rasulullah melaksanakan suluk di Gua Hira dan di mesjid. Hadis Bukhari menyebutkan, nabi diberi kesenangan saat menjalani khalwat di Gua Hira dengan tujuan beribadat, berzikir kepada allah pada beberapa malam yang tidak sebentar. Saat baginda rasulullah pindah ke Madinah, beliau suluk di mesjid. Hadis Aisyah, adalah nabi melaksanakan iktikaf dalam 10 hari terakhir ramadhan. Lalu saya buatkan kelambu untuk beliau. Usai salat, rasulullah masuk ke dalam kelambu itu.

Nabi Musa sebelum menerima kitab taurat, Allah SWT menyuruh dia berkhalwat/bersuluk di Bukit Tursina selama 30 hari kemudian ditambah 10 hari lagi sehingga menjadi 40 hari sebagaimana QS al-A’raf ayat 142.

Sabda rasulullah, orang yang menempuh jalan/suluk untuk menggali ilmu dan beramal. Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dalam hadis lain, rasulullah bersabda orang yang ikhlas beramal selama 40 hari, niscaya akan terpancarlah sumber-sumber hikmah dari hatinya ke lidahnya.

Surau, tersebar di dunia. Di Indonesia ada lebih dari 700 surau, bahkan ada di Malaysia dan Amerika bahkan di Australia. Ada surau. Tapi tidak semua surau dapat melaksanakan suluk. Karena ketentuannya harus didukung sarana dan prasana lengkap. Contoh, sarana salat dimana pria dan wanita dipisah. Dapur dan MCK harus memenuhi standar kebersihan, termasuk petugas/khalifah yang memasak makanan (nasi/gulai) tidak boleh batal wudhu. Apalagi orang yang sedang suluk, tidak boleh batal wudhu. Kalau batal, dia harus berwudhu kemudian salat sunat wudhu, salat sunat taubat dan kembali ke kelambu atau melaksanakan tugas.

Orang suluk adalah orang yang ingin membersihkan diri rohaninya supaya dapat bertakarub kepada Allah SWT guna menggapai ridho-Nya. Orang suluk harus intensif beramal, baik amal fardhu/wajib maupun amal sunat. Dalam suluk, tugas utamanya adalah beramal. Salat lima waktu selalu berjamaah. Makan bersama-sama setelah dihidangkan. Orang suluk hanya terima makan saja, orang lain yang membersihkannya. Bila ada yang sakit jasmaninya, akan dirawat dokter. Bila sakit rohaninya karena gangguan metafisik maka harus ada orang yang menyelesaikannya. Orang yang selama ini melaksanakan peramalan perdukunan, kalau masuk peramalan tasawuf dan tarekat yang hak dari allah maka perdukunannya akan musnah. Untuk sampai kesitu, terkadang ada gangguan metafisik.

Yayasan Prof. DR. Khadirun Yahya merupakan penyelenggara suluk. Lokasinya yakni di Surau Darul Amin – Medan, Baitul Amin – Sawangan/Bogor, Ghausul Amin – Jember, Akhlakul Amin – NTB, Mujibul Amin – Samarinda dan surau lainnya di Jogya, Surabaya, Bandung, Semarang, Kalimantan dan Sulawesi, Padang, Medan dan Jakarta. Di Malaysia, ada dua tempat suluk sedangkan di Amerika baru ada satu.

Suluk yang tidak memenuhi standar kelayakan, itulah yang menyebabkan terjadinya hal-hal yang fatal bagi peserta suluk. Seperti yang terjadi di Bengkulu, ada yang sampai meninggal. Itu bukan karena pola ajaran dan amalnya melainkan ada sebab lain. Kalau ada yang berniat agar setelah suluk mendapatkan keramat atau mampu mengobati metafisik maka dia tidak akan meraihnya.(**)


edisi terbit; Senin, 14 September 2009 di Harian Rakyat Bengkulu

Bombardir 7 Sarang Iblis

Bombardir 7 Sarang Setan
Prof. Drs. K.H. Djamaan Nur
(Pembina Tasawuf & Tarekat Surau Mambaul Amin - Bengkulu)
www.baitulamin.org

Iblis & Setan adalah musuh nyata, musuh bebuyutan bagi manusia. Pada waktu Adam selesai dijadikan oleh allah. Maka disuruhlah seluruh makhluk termasuk malaikat, iblis. Maka iblis tidak mau sujud karena sombong. ‘kami dijadikan dari api sedangkan Adam dari tanah liat’ karenanya iblis dinyatakan terkutuk hingga hari kiamat. Tapi allah mengizinkan iblis dan setan beroperasi untuk menggoda manusia keturunan Adam supaya yang baik dikatakan buruk dan yang buruk itu dikatakan baik.

Kalangan orang tasawuf, memiliki cara untuk mesucikan diri rohani. Pada diri manusia, ada tujuh titik tempat bersarangnya iblis dan setan. Pertama, kelompok iblis dan setan yang membujuk orang agar mengikuti hawa nafsu buruknya. Dimana orang menjadi cinta dunia, mengikuti hawa nafsu bahkan menjadi syirik dan kafir, mengesampingkan iman dan takwa sehingga tidak ada pahala-dosa, tidak ada surga-neraka. Kedua, kelompok iblis dan setan yang menggoda agar manusia sama dengan binatang. Misalnya, seperti binatang ternak yang suka mengikuti hawa nafsu. Kerjanya makan, tidur, bersenang-senang dan sifat tamak, rakus serta bakhil, tercela, menghalalkan segala cara agar mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Berbentuk harta, pangkat atau seksual. Ketiga, dibisikkannya agar orang memiliki sifat yang sama dengan binatang buas. Yakni sifat amarah, buas, bengis, dendam kusumat. Sehingga suka berbuat onar, membuat kekejaman, gemar menganiaya, membuat resah, menindas hingga menzalimi orang. Keempat, orang yang disamakan dengan sifat setan itu sendiri. Sifatnya, hasat, dengki, munafik, berkhianat, cemburu, berdusta, buruk hati, mangkir. Kelima, sifat-sifat yang hanya dimiliki sang pencipta yakni sifat ke-akuan Allah SWT. Contoh, manusia tidak boleh sombong, takabur, tamak, membanggakan diri (ujub). Akulah yang pandai, akulah yang gagah, akulah yang kaya, akulah yang cantik, akulah yang kaya - seperti Fir’aun. Keenam, terletak pada otak manusia yang biasanya berfikir dengan segala cara. Tanpa memikirkan layak atau tidak, bertentangan aturan/agama atau tidak. Dampaknya, berangan-angan/berkhayal dan selalu merencanakan hal-hal yang jahat untuk memuaskan hawa nafsu. Ketujuh, kelompok setan yang ada pada seluruh diri manusia. Mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut, disana ada titik-titik dimana pori-pori kita bisa dimasuki setan. Karena itu, kita bombardir tujuh titik sarang setan dengan cara yang ditunjuki oleh orang tasawuf, tarekat yang juga berasal dari Nabi Muhammad SAW.

Bila jasad kita bisa ditempati iblis-setan maka orang tersebut menjadi jahil, lalai, malas dan lainnya. Dalam tasawuf, ada cara untuk memborbardir sarang-arang iblis dan setan itu. Kita melihat kenyataan di masyarakat, banyak sekali ajaran-ajaran, perintah allah untuk beribadah yang hikmahnya dijanjikan allah tapi tidak terlaksana. Kita harus mencari tahu kenapa janji allah tidak terlaksana. Misalnya hikmah salat mencegah perbuatan fakhsyak dan munkar. Kita melihat hikmah dari zakat. Dia banyak harta tapi mungkin hartanya itu didapati dari cara tidak halal. Walaupun dia berzakat tapi tidak akan membersihkan diri rohani dan hartanya. Karenanya, hidupnya tidak berkat. Kita harus cari apa sebabnya.

Selain dosa batin, ada tujuh titik dosa lahir. Pertama, mata. Seharusnya digunakan untuk melihat alam sebagai nikmat dan bukti adanya tuhan. Bukan untuk melihat yang haram yang terlarang dalam agama. Kedua, telinga yang harusnya mendengar ajaran agama untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Bila kita dengar sesuatu yang mendorong untuk maksiat bahkan mendorong orang lain maka ada dosa lahir. Ketiga, mulut untuk perkataan baik dan bermanfaat. Contoh, baca al Quran, berzikir dan lainnya. Praktiknya ada yang menggunakan untuk mengupat hingga provokator. Keempat, tangan yang seharusnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat. Mana kala kita gunakan tangan ini untuk merusak orang lain, misalnya mencuri, tanda tangan kwitansi fiktif, membunuh. Maka itu adalah dosa zahir. Kelima, kaki yang seharusnya digunakan untuk mencari rizki yang halal, beribadah, mencari ilmu dan lainnya. Tapi kalau kaki ini digunakan mencari rizki yang haram, mencuri, merampok dan pergi berbuat maksiat maka menjadi dosa zahir melalui kaki. Keenam, perut yang seharusnya diisi makanan yang baik dan halal supaya hidup menjadi berkah, punya kekuatan untuk beribadah, menjadi orang yang sehat. Tapi manakala diisi dengan yang haram, sudah pasti akan berbuah tidak baik sehingga memicu dosa. “Tidak masuk sorga darah-daging yang tumbuh dari penghasilan atau makanan yang haram’. Ketujuh, kemaluan. Orang berseksual memang dianjurkan dalam agama untuk mendapatkan keturunan tapi melalui akad nikah. Manakala seseorang melakukannya diluar nikah maka menjadi dosa besar.

Kita disuruh membersihkan diri jasmani dan memanfaatkannya untuk hal yang diridhoi Allah SWT. Dalam ibadah wudhu, tergambar cara mensucikan dosa lahir. Berwudhu membasuk muka, lambangnya membersihkan dosa dari mata, mulut. Membasuh telinga, membasuh tangan hingga membasuh kaki dan seterusnya. Disamping dosa lahir, ada dosa batin yang juga harus disucikan. Bila tidak, batin akan tetap berdosa. Perbuatan maksiat, menimbulkan dosa batin yang sangat berbahaya karena tidak kelihatan dan berada pada diri manusia itu sendiri. Maksiat batin inilah yang menimbulkan dan membangkitkan dosa lahir yang dilakukan anggota badan. Maksiat batin, tumbuh dan berkembang karena kita tidak pernah mensucikannya.(**)

edisi terbit, Senin 6 September 2009 di Harian RAKYAT BENGKULU

Dialog BK - Ayahanda

Dialog Bung Karno dan Kadirun Yahya
Posted by tuban on November 30, 2006

Suatu hari, pada sekitar bulan Juli 1965, Bung Karno berdialog dengan Kadirun Yahya, anggota dewan kurator seksi ilmiah Universitas Sumatra Utara (USU).

Bung Karno (BK): Saya bertanya-tanya pada semua ulama dan para intelektual yang saya anggap tahu, tapi semua jawaban tidak ada yang memuaskan saya, en jij bent ulama, tegelijk intellectueel van de exacta en metaphysica-man.

Kadirun Yahya (KY): Apa soalnya Bapak Presiden?

BK: Saya bertanya lebih dahulu tentang hal lain, sebelum saya memajukan pertanyaan yang sebenarnya. Manakah yang lebih tinggi, presidentschap atau generaalschap atau professorschap dibandingkan dengan surga-schap?

KY: Surga-schap. Untuk menjadi presiden, atau profesor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan mengabdi pada nusa dan bangsa, atau ilmu pengetahuan, sedangkan untuk mendapatkan surga harus berkorban untuk Allah segala-galanya berpuluh-puluh tahun, bahkan menurut Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup baru dapat masuk nirwana.

BK: Accord, Nu heb ik je te pakken Proffesor (sekarang baru dapat kutangkap Engkau, Profesor.) Sebelum saya ajukan pertanyaan pokok, saya cerita sedikit: Saya telah banyak melihat teman-teman saya matinya jelek karena banyak dosanya, saya pun banyak dosanya dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Quran dan hadist. Bagaimana caranya supaya dengan mudah menghapus dosa saya dan dapat ampunan dan mati senyum; dan saya ketemu satu hadist yang bagi saya sangat berharga.

Bunyinya kira-kira begini: Seorang wanita pelacur penuh dosa berjalan di padang pasir, bertemu dengan seekor anjing yang kehausan. Wanita tadi mengambil segayung air dan memberi anjing yang kehausan itu minum. Rasulullah lewat dan berkata, “Hai para sahabatku, lihatlah, dengan memberi minum anjing itu, terhapus dosa wanita itu di dunia dan akhirat dan ia ahli surga!!! Profesor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapatkan surga harus berkorban segala-galanya, berpuluh tahun itu pun barangkali. Sekarang seorang wanita yang banyak berdosa hanya dengan sedikit saja jasa, itu pun pada seekor anjing, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli surga. How do you explain it Professor? Waar zit‘t geheim?

Kadirun Yahya hening sejenak lalu berdiri meminta kertas.

KY: Presiden, U zei, dat U in 10 jaren’t antwoor neit hebt kunnen vinden, laten we zein (Presiden, tadi Bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabannya, mari kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam dua menit, saya dapat memberikan jawaban yang memuaskan.

Bung karno adalah seorang insinyur dan Kadirun Yahya adalah ahli kimia/fisika, jadi bahasa mereka sama: eksakta.

KY menulis dikertas:10/10 = 1.

BK menjawab: Ya.

KY: 10/100 = 1/10.

BK: Ya.

KY: 10/1000 = 1/100.

BK: Ya.

KY: 10/bilangan tak berhingga = 0.

BK: Ya.

KY: 1000000/ bilangan tak berhingga = 0.

BK: Ya.

KY: Berapa saja ditambah apa saja dibagi sesuatu tak berhingga samadengan 0.

BK: Ya.

KY: Dosa dibagi sesuatu tak berhingga samadengan 0.

BK: Ya.

KY: Nah…, 1 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1/2 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1 zarah x bilangan tak berhingga = tak berhingga. Perlu diingat bahwa Allah adalah Mahatakberhingga. Sehingga, sang wanita walaupun hanya 1 zarah jasanya, bahkan terhadap seekor anjing sekali pun, mengkaitkan, menggandengkan gerakkannya dengan Yang Mahaakbar, mengikutsertakan Yang Mahabesar dalam gerakkannya, maka hasil dari gerakkannya itu menghasikan ibadat paling besar, yang langsung dihadapkan pada dosanya yang banyak, maka pada saat itu pula dosanya hancur berkeping keping. Hal ini dijelaskan sebagai berikut: (1 zarah x tak berhingga)/dosa = tak berhingga.

BK diam sejenak lalu bertanya: Bagaimana ia dapat hubungan dengan Sang Tuhan?

KY: Dengan mendapatkan frekuensinya. Tanpa mendapatkan frekuensinya tidak mungkin ada kontak dengan Tuhan. Lihat saja, walaupun 1mm jaraknya dari sebuah zender radio, kita letakkan radio kita dengan frekuensi yang tidak sama, radio kita tidak akan mengeluarkan suara dari zender tersebut. Begitu juga, walaupun Tuhan dikabarkan berada lebih dekat dari kedua urat leher kita, tidak mungkin kontak jika frekuensinya tidak sama.

BK berdiri dan berucap: Professor, you are marvelous, you are wonderful, enourmous. Kemudian aia merangkul KY dan berkata: Profesor, doakan saya supaya saya dapat mati dengan senyum di belakang hari.

Beberapa tahun kemudian, Bung karno meninggal dunia. Resensi-resensi harian-harian dan majalah-majalah ibukota yang mengkover kepergian beliau, selalu memberitakan bahwa beliau dalam keadaan senyum ketika menutup mata untuk selama-lamanya. []

sumber: Capita Selekta jilid I hal. 23
atau
http://tuban.wordpress.com/2006/11/30/dialog-bung-karno-dan-kadirun-yahya/

Wednesday, September 16, 2009

Hasrat untuk berubah

Ramadhan, 1430 H

Kala aku muda dan bebas berkhayal, aku ingin mengubah dunia.
Sejalan dengan bertambah usia dan kearifanku, kudapati dunia tak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun ku persempit, dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku, namun itu pun tampaknya tiada hasil.

Ketika usiaku semakin senja, dengan upaya terakhir penuh putus asa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku semata, orang-orang terdekat denganku.

Tetapi malangnya, mereka pun tak mau ku ubah.
kini.. saat terbaring menanti ajal, tiba-tiba kusadari..

Andai yang pertama ku ubah adalah diriku sendiri, dengan menjadikan diriku teladan,
mungkin aku dapat mengubah keluarga.

Lalu berkat ilham dan dorongan mereka, akupun mampu memperbaiki negeriku, dan siapa tahu, bahkan akupun dapat mengubah dunia.


Tulisan ini ditemukan pada nisam makam tua di Inggris

Sumber: Buletin Mozaik Baitul Amin edisi Mei 2009